Bahasa dan Masyarakat
Minangkabau
oleh
Weni novita
1110741002
Abstrak
Bahasa sangat besar kaitannya dengan masyarakat dan merupakan unsur
utama, karena dengan bahasa seseorang dapat mengenali struktur sosial dan
budaya seseorang. Setiap bahasa memiliki
cirri khas tersendiri, tergantung tempat dan masyarakat penggunanya. Keunikan
ini dapat kita lihat dari dialek bahasa tersebut. Bahasa dapat dipengaruhi oleh
struktur sosial masyarakat.
Metode
yang dipergunakan dalam penelitian ini metode cakap langsung dengan masyarakat,
dengan menyediakan daftar tanya.. Teknik yang digunakan 1) Studi Kepustakaan, Teknik ini
penulis gunakan untuk melengkapi pengetahuan dengan membaca dan menelaah
buku-buku yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti.2.)
Teknik AnalisisTeknik ini digunakan untuk melakukan analisis data yang
diperoleh dari hasil penelitian. Kemudian yang digunakan teknik dasar dan teknik
lanjutan
Dari analisis yang telah
diperoleh dilapangan, dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: bahasa
Minangkabau dilihat dari Bahasa dan Tingkatan Sosial, dikenal dengan kato nan ampek, yaitu
kato mandaki, kato mandata, kato malereng, dan kato manurun,
Kata kunci: budaya, bahasa, dan sosial,
1.
PENDAHULUAN
Latar belakang
Bahasa sangat besar kaitannya dengan masyarakat dan merupakan unsur
utama, karena dengan bahasa seseorang dapat mengenali struktur sosial dan
budaya seseorang. Setiap bahasa memiliki
cirri khas tersendiri, tergantung tempat dan masyarakat penggunanya. Keunikan
ini dapat kita lihat dari dialek bahasa tersebut.
Sebagai alat
komunikasi dan alat interaksi yang hanya dimiliki manusia, bahasa dapat dikaji
secara internal maupun secara eksternal. Kajian secara eksternal artinya,
pengakajian itu hanya dilakukan terhadap struktur intern bahasa itu saja,
seperti struktur fonologis, struktur morfologis, atau struktur sintaksisnya.
Kajian internal
dilakukan dengan menggunakan teori-teori dan prosedur-prosedur yang ada dalam
disiplin linguistik saja. Sebaliknya kajian eksternal, berarti kajian itu dilakukan
terhadap hal-hal atau faktor-faktor yang berada diluar bahasa yang berkaitan
dengan pemakaian bahasa itu oleh para penutur di dalam kelompok-kelompok sosial
masyarakat.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bahasa dan masyarakat bahasa Minangkabau berdasaran tingkatan sosial dalam tuturan
Metode
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini metode cakap langsung
dengan masyarakat, dengan menyediakan daftar tanya.. Teknik yang digunakan 1) Studi Kepustakaan, Teknik ini penulis gunakan untuk
melengkapi pengetahuan dengan membaca dan menelaah buku-buku yang berkaitan
dengan masalah-masalah yang diteliti.2.) Teknik AnalisisTeknik ini digunakan untuk melakukan
analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian. Kemudian
yang digunakan teknik dasar dan teknik lanjutan
2.
Bahasa Dan
Masyarakat Didaerah
Teori
Bahasa
adalah sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota suatu
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri
(kridalaksana , 2008: 24)
Sosiolingistik
berasal dari gabungan kata sosial dan
linguistik, sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia
di dalam masyarakat. sosiologi berusaha mengetahaui bagaimana masyarakat itu
terjadi, berlangsung dan tetap ada. Dengan mempelajari lembaga-lembaga sosial
dan dan segala maslah sosial dalam satu masyarakat, akan diketahui cara-cara
manusia menyesuaikan diri dalam satu masyarakat, akan diketahui cara-cara
manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya, bagaimana mereka bersosialisasi,
dan menempatkan diri dalam tempatnya masing-masing di dalam masyarakat.
Sedangkan
linguistik adalah bidang kajian yang mempelajari bahasa, atau bidang ilmu yang
mengambil bahasa sebagai objek kajannya. Linguistik adalah ilmu yang
mempelajari tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (kridalkasana,
2008: 144).
Sosiolingustik
adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan
penggunaan bahsa itu di dalam masyarakat. sosiolinguistik adalah cabang
linguistic yang mempelajari hubungan dan saling pengaruh anatara perilaku
bahasa dan perilaku sosial (kridalksana, 2008: 255).
Sosiolinguistik
adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi-fungsi variasi bahasa,
dan pemakai bahasa karena ketiga usur ini selalu berinteraksi, berubah, dan
saling mengubah satu sama lain dalam
suatu masyarakat tutur, menurut Fishman dalam Chaer (2010: 3).
PEMBAHASAN
Bahasa dan
Tingkatan Sosial
Bahasa adalah unsur utama dari suatu kebudayaan, dengan bahasa kita
bisa mengetahui kebudayaan dan latar
sosial seseorang. Bahasa yang digunakan oleh masyarakat sangat berkaitan dengan
kebudayaan masing-masing. Bahasa yang digunakan oleh masyarakat perkotaan dan
pedesaan. Masyarakat perkotaan lebih banyak pengaruh dari bahasa-bahasa asing,
sedangkan bahasa pedesaan masih mengunakan norma yang dianut oleh kelompok
masyarakat tersebut.
Pengaruh bahasa yang digunakan sangat mempengaruhi gaya hidup
masyarakat salah satu untuk menandakan status sosial dan status ekonomi
seseorang. Misalnya penggunaan bahasa yang bersifat ilmiah, menandakan si
penutur merupakan golongan terpelajar
(berpendidikan). Yang lebih jeli dalam memilih kata dalam menuturkan
suatu bahasa. Berbeda dengan masyarakat yang tidak berpendidikan, yang
pengunaan kata asal-asalan saja, contohnya dapat kita dengar diterminal-terminal,
dan dipasar-pasar.
Dalam masyarakat kota besar yang heterogen dan multietnis, tingkat
status sosial berdasarkan derajat kebangsawanan mungkin sudah tidak ada;
ataupun sudah tidak dominan lagi. sebagai gantinya adalah lapisan tingkatan
dilihat dari sosial ekonomi. Didalam masyarakat dapat kita kenal dengan istilah
golongan atas, golongan menengah, golongan bawah.
Adanya faktor
sosial dan faktor situasional yang mempengaruhi pemakaian bahasa maka timbulah
variasi-variasi bahasa. Sedangkan adanya berbagai variasi bahasa menunjukkan
bahwa bahasa atau lebih tepatnya pemakai bahasa itu bersifat aneka ragam
(hetrogen). Keanekaragaman bahasa dalam pemakaiannya baik secara individu
maupun secara kelompok. Secara individu peristiwa itu dapat kita amati pada
pemakaian bahasa orang-orang. Setiap orang berbeda cara pemakaian bahasanya.
Perbedaan itu dapat kita lihat dari segi lagu atau intonasinya, pilihan
kata-katanya, susunan kalimatnya, cara mengemukakan idenya dan sebagainya. Atau
dengan kata lain, kita dapat membedakan dari segi fonetik-fonetiknya, kosakata
atau leksikonnya, gramatika serta gaya tuturnya. Sifat-sifat khusus (karakteristik)
pemakaian bahasa perseorangan dikenal dengan istilah idiolek.
Masyarakat
bahasa adalah sekumpulan manusia yang menggunakan sistem isyarat bahasa yang
sama. Pengertian bahasa menurut Bloomfield oleh para ahli sosiolinguistik
dianggap terlalu sempit karena setiap orang menguasai dan menggunakan lebih
dari satu bahasa. Corder mengatakan, bahwa masyarakat bahasa adalah sekelompok
orang yang satu sama lain bisa saling mengerti sewaktu mereka berbicara.
Apabila dilihat dari dua konsep ahli tersebut dapat dikatakan bahwa masyarakat
bahasa itu dapat terjadi dalam sekelompok orang yang menggunakan bahasa yang
berbeda dengan syarat di antara mereka terjadi saling pengertian.
mengenai bahasa dalam status sosial masyarakat di Indonesia pun
status sosial dan bahasa ini juga bisa kita lihat dengan sendirinya. Pada
amsyarakat jawa misalnya mereka mengenal tingkatan jawa karma yaitu untuk
status sosialnya yang lebih rendah mengunakan bahasa yang lebih tinggi. Dan
tingkatan sosial lebih tinggi mengunakan
tingkat bahasa yang lebih rendah, yaitu ngoko.
Dalam bahasa Minangkabau dikenal dengan empat kategori tutur sapa, atau yang biasa dikenal dengan kato
nan ampek . Pertama kato mandaki (tuturan mendaki) biasa diucapkan
kepada orang yang lebih tua. Namun hal tua didalam keteks ini bukan orang yang
tua dari umurnya, tetapi orang yang memiliki pengalaman.
Kedua yaitu kato
manurun (tuturan menurun)dalam minangkabau diistilahkan “kato manurun kata perintah”, tuturan ini
biasanya digunakan kepada orang yang lebih kecil usianya. Tapi kecil disini
tidak identik dengan umur, tetapi dapat juga dilihat dari pengalaman. Kato
manurun biasanya digunakan oleh orang tua ke anak dan mamak kemenakan.
Ketiga kato
mandata (tuturan mendatar), tuturan ini biasanya digunakan oleh kepada orang
yang seusia, dalam kehidupan sehari-hari. Dan keempat yaitu kato malereng
(tuturan malereng), dalam bahasa minangkabau diistilahan sebagai ‘kato malereng
kato bakieh’ artinya tuturan seperti ini kecendrungannya mengunakan
kiasan-kiasan dalam penyampaianya. Seorang mertua yang biasanya digunakan
tuturan melereng terhadap menantunya. Menantu akan menggunakan tuturan mendaki
kepada mertuanya.
ungkapan kato
nan ampek atau biasa juga disebut dengan jalan nan Ampek sudah
menjadi ciri khas pergaualan masyarakat Minang kabau dari nenek moyang sampai
pada saat sekarang ini. orang minang yang salah berperilaku atau menempatkan
posisinya disebut dengan indak tau jo nan ampek atau urang indak
baradaik.
pergaulan sehari hari orang
Minang Kabau dapat digambarkan dengan ungkapan adat:
nan tuo di hormati
nan ketek di sayangi
samo gadang baok baiyo.
Dalam kehidupan seseorang harus mengetahui kato nan ampek (tuturan
yang empat). Orang yang tidak mengetahui kato nan empat bisa dipandang janggal
dan tidak dihargai oleh orang lain. Indak tau
dinan bana,
indak lo tau di nan salah
Indak tau di nan di suruah.
Indak lo tau jo nan di tagah.
Orang yang bijaksana, tau dengan masa lalu, tau dengan masa yang
akan datang, tau mana jalan yang benar, itulah hidup seorang yang berlaku
bijaksana.
Tapi dalam praktek yang sekarang jarang kita lihat penggunaan kato
nan ampek dalam kehidupaan sehari-hari. Antara
mamak dan kemenakan tidak ada lagi tuturan yang menggunakan kato
mandaki. Ini merupakan dampak buruk dalam perkembangan budaya. Dimana budaya
luar yang memasuki budaya minang, yang membuat budaya tersebut memudadar.
Karena seorang pemuda tidak tau, penggunaan kato nan ampek. Terkadang yang tua
tidak ada lagi dihargai dan mengunakan kata-kata yang biasa digunkan terhadap
teman sebaya. Rasa Saling menghargai dalam kehidupan sudah tidak lagi
ditemukan.
3. PENUTUP
Kesimpulan
Sosiolingistik
berasal dari gabungan kata sosial dan
linguistik, sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia
di dalam masyarakat. sosiologi berusaha mengetahaui bagaimana masyarakat itu
terjadi, berlangsung dan tetap ada. Dengan mempelajari lembaga-lembaga sosial
dan dan segala maslah sosial dalam satu masyarakat, akan diketahui cara-cara
manusia menyesuaikan diri dalam satu masyarakat, akan diketahui cara-cara
manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya, bagaimana mereka
bersosialisasi, dan menempatkan diri dalam tempatnya masing-masing di dalam
masyarakat.
Dalam Masyarakat
Minangkabau bahasa dan tingkatan sosial dapat kita lihat dalam tuturan yang
dikenal dengan kato nan ampek, yaitu kato mandaki, kato menurut, kato mandata,
kato malereng. Dalam penggunakan kato tersebut tergantung dengan siapa yang
kita berbicara dan pemilihan kata dalam berbicara. Karena sudah diatur dalam
kato nan empat.
4.DAFTAR PUSTAKA
Cahyo, Bambang Yudi. 1995. Kristal-Kristal Ilmu Bahasa.
Surabaya: Airlangga University Press
Chaer, Abdul Dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolingistik. Jakarta:
Reneka Cipta.
Chaer,Abdul.2007 .Linguistik Umum.Jakarta
:Rineka Cipta.
Kridalaksna, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta:
Gramedia.
Bahren. 2011. Lika Liku Linguistik. Padang: Minangkabau _Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar