Minggu, 28 September 2014

Antropolinguistik



TUGAS ANTROPOLINGUISTIK
Makna Leksikal Dalam Teks Randai “Palito Alam”












 





Oleh :
Weni Novita
1110741002







FAKULTAS ILMU BUDAYA
SASTRA DAERAH
                                                                       UNAND              
                                                                          2013

Makna adalah (1). pengaruh satuan bahasa dalam pemahaman persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia. (2). Hubungan, dalam arti kesepadanan atau ketidaksepadanan antara bahasa dan alam diluar bahasa, atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjuknya. (3) Cara menggunakan lambang-lambang bahasa (Kridalaksana, 2008: 148).
Makna adalah hubungan antara lambang bunyi dengan acuannya.  Makna merupakan bentuk responsi dari stimulus yang diperoleh pemeran dalam komunikasi sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki.
Ujaran manusia itu mengandung makna yang utuh. Keutuhan makna itu merupakan perpaduan dari empat aspek, yakni pengertian (sense), perasaan (feeling), nada (tone), dan amanat (intension). Memahami aspek itu dalam seluruh konteks adalah bagian dari usaha untuk memahami makna dalam komunikasi.
Makna Kiasan (1). Makna kiasan adalah pemakaian kata dengan makna yang tidak sebenarnya. (2). Makna kiasan atau asosiatif adalah makna kata atau leksem yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul pada penyapa dan manusia yang disapa. Makna ini muncul sebagai akibat asosiasi perasaan pemakai bahasa terhadap leksem yang dilafalkan atau didengarnya.
Makna leksikal makna unsur-unsur bahasa sebagai lambang benda, peristiwa, dll. Makna leksikal ini mempunyai unsure-unsur bahasa lepas dari penggunaan nya atau konteksnya.
Bentuk Bentuk adalah Penampakan atau rupa satuan bahasa , Penampakan atau rupa satuan gramatikal atau laksikal dipadang secara fonis atau grafenis.
Funsi adalah (1) beban makna suatu satuan bahasa; (2). Hubungan anatara satuan satuan dengan unsure-unsur leksikal, atau fonologis dalam suatu deret satuan-satuan; (3). Penggunaan bahasa untuk tujuan tetentu; (4). Peran unsure dalam suatu ujaran dan hubungannya secara structural dengan unsure lain; (5). Peran sebuah unsur dalam satuan sintaksis yang lebih luas; mis. Nomina subjek yang berfungsi sebagai subjek atau objek (Kridalaksana, 2008: 67).
Randai adalah salah satu permainan tradisional di  Minangkabau yang dimainkan secara berkelompok dengan membentuk lingkaran, kemudian melangkahkan kaki secara perlahan, sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara berganti-gantian. Randai menggabungkan seni lagu, musik, tari, drama dan silat menjadi satu.
Cerita randai biasanya diambil dari kenyataan hidup yang ada di tengah masyarakat. Fungsi Randai sendiri adalah sebagai seni pertunjukan hiburan yang didalamnya juga disampaikan pesan dan nasihat. Semua gerakan randai dituntun oleh aba-aba salah seorang di antaranya, yang disebut dengan janang.
Teks  lagu dalam randai
1.      Dayang Daini

Ampun baribu ampun
Ampunkan kami niniak mamak
Jari sapuluah nan kami susun
Maaf jo rila nan kami mintak.

Anaklah urang talang tatagak
Pandai manjalin lipek tigo
Eloklah randai dibawo tagak
Buliah nak sanang penonton kito.

Dalam lirik agu diatas terdapat makna leksikal yaitu tentang permintaan maaf kepada penonton sebelum randai dimulai. Hal ini berfungsi untuk menghormati ninik mamak ataupun itu penonton. Dan lagu ini juga memberi aba-aba kalau randai akan segera dimulai.
2.      Simarantang Randah

Balai-balai basimpang tigo
Basimpang jalan kapacuan
sungguah pun randai pamean mato
akhiraik usah dilupokan
     
curito banamo palito alam
anak dek puti linduang bulan
badan taniak ndak marantau
tanang dunsanak mangdangakan

            Dalam lirik lagu diatas pada larik pertama terdapat makna leksikal  tentang randai hanya sebagai permainan. Namun kita tidak boleh melupakan akhirat kelak. Terdapat pesan agama jaganlah kita terlena dengan permaian dengan melupoan kewajiban.  Sedangkan pada larik kedua menjelaskan tentang cerita randai yang akan dimulai. Lagu ini berfungsi untuk menyampaikan kepada penonton cerita randai akan segera dimulai.
3.      Muaro Paneh
Panjang jembatan oi mamak nan di ombilin
Aienyo dareh lai kasubarang
Indak den harok nan jo pakirin
Badan batamu makonyo sanang

                  Lah dapek izin dek mande kanduang
Bujalan lai sikambang bungo
Pai manuju katapian mandi
Dangang bajalan lai surang sajo

                        Kain lah cauak panjang sambilan
            Lapuak tarampai di tarali
Lambek lamo dagang bajalan
Lah tibo cando dagang tu kini
Tampak lah urang sadang bamanuang
Sanang dunsanak mandangakan.
            Dalam lirik lagu diatas terdapat makna leksikal yaitu  tentang perasaan senang karena bisa bertemu dengan kekasihnya. pada larik kedua menjelaskan tentang sikambang bungo yang hendak pergi mandi kesungai. Kemuadian pada larik ketiga menjalaskan tentang palito alam yang bertemu dengan sikambang bungo sebelum pergi merantau. Fungsinya yaitu untuk menjelaskan kalau hendak pergi merantau kita harus member tahu orang-orang yang kita sayangi.
4.      Simarantang Tinggi
Jikok ado jarum nan patah
Usah disimpan dalam peti
Buang lah sajo kapamatang
Jikok ado kami nan salah
Usah disimpan dalam hati
Buang lah sajo kabalakang
     
Tagak bendera dari kain
      Tagak diranah bukittinggi
      Tando nagari dalam perang
Kami mandapek kaba batin
Baraso randai kabaranti
Talempong mairiang di balakang sanak oi………

Dalam larik  pertama terdapat makna leksikal yaitu tentang randai akan segera berakhir. Dengan meminta maaf kepada penonton kalau ada salah kata ataupun perbuatan selama penampilan. Ambillah yang baik dan buanglah yang buruk.  Pada larik kedua menjelaskan randai akan berenti karena maksud dan  tujuan sudah disampaikan lewat cerita.
            Lagu dayang daini, simarantang randah, dan simarantang randah merupakan lagu wajib setiap randai. Karena itu merupakan pembuka, pemulai cerita dan penutup dari dari pemeran randai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar