TUGAS SEMANTIK
MAKNA LEKSIKAL
DAN MAKNA GRAMETIKAL DALAM BAHASA MINANGKABAU
Oleh
:
Weni Novita
1110741002
FAKULTAS ILMU BUDAYA
SASTRA DAERAH
UNAND
2013
Pendahuluan
Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipakai masyarakat untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaan. Dalam bahasa terdapat berbagai macam makna
sesuai dengan kontekstual pengunaa bahasa tersebut. dan juga berbeda bila
dilihat dari segi atau pendangan yang berbeda.
Semantik merupakan salah satu pembelajaran yang membahas tentang makna
kata atau bahasa. Di Nusantara memiliki berbagai macam bahasa
diantaranya bahasa Minangkabau, yaitu bahasa yang dipakai dalam kehidupan
sehari-hari oleh masyarakat Minangkabau.
Semantik ialah studi
tentang hubungan antara suatu pemebeda linguistik dengan hubungan proses mental
atau simbol dalam aktivitas (Pateda, 2001: 3-7). Verhaar (1995:124) membagi
semantik menjadi bebrapa jenis pembagian didasarkan pada tataran bahasa yang
menjadi objek penyelidikan.
Makna (meaning, linguistic meaning sense) yaitu Menurut Richer E
Palmer (2011: 145) dalam Bahren
mengartikan makna lebih kepada isi teks yang akan dibahas dalam sebuah karya
sastra. makna dipadang Richard sebagai hasil
dari interpretasi dan tafsiran terhadap sebuah teks, hal ini berkaitan dengan
focus perhatian dari bidang hermeneutika yaitu: (1) peristiwa pemahaman teks,
dan (2) persoalan yang lebih mengarah mengenai apa pemahaman dan interpretasi
itu.
Oleh karena perkembangan bahasa, maka suatu bahasapun juga
mengalami perkembangan. Hal ini merupakan faktor terjadinya perubahan makna.
Perubahan makna dapat dianggap seabagi akibat dari proses yang disebabkan oleh
hubungan sitagmatik, rumpang di dalam kosa kata, perubahan konotasi, peralihan
dari pengacuan abstrak, timbulnya gejala sinestesia, dan penerjemahan harfiah
(Fatima, 1993: 71; Pateda, 2001: 160).
Makna leksikal dan makna grametikal dalam semantik, makna leksikal
yaitu (bhs. Inggris-lexical menaing, semnatik meaning, external meaning)
adalah makna unsure-unsur bahasa sebagai lambing benda, peristiwa, dll; maka
leksikal ini memiliki unsur-unsur bahasa secara tersendiri, lepas dari konteks
(Fatima, 1993: 13).
Makna leksikal adalah makna yang memiliki atau ada leksem meski
tanpa konteks apa pun. Makna leksikal adalah makna yang sebenarnya, makna yang
sesuai dengan hasil observasi indra kita, atau makna apa adanya (Chaer, 2012:
289).
Leksikal (1) bersangkutan
dengan dengan leksem; (2) bersangkutan dengan kata; (3) bersangkutan dengan
leksikon dan bukan dengan grametika (kridalaksana, 2008: 141).
Makna grametikal baru ada kalau terjadi proses grametikal, seprti
afiksasi, reduplikasi, komposisi ataupun kalimatisasi. Makna grametikal (1)
perubahan morfem bebas dengan makna leksikal menjadi morfem terikat dengan
makna grametikal; miis. Kata tuna dalam tuna wisma. (2) perubahan leksem yang
merupakan unsure leksikal menjadi kata sebagi grametikal, antara lain dengan
proses morfologis (Kridalaksana, 2008: 75).
Leksem yaitu (1) satuan leksikal dasar yang abstrak yang mendasari
perbagai bentuk inflektif suatu kata (2)
satuan bermakna yang membentuk kata; satuan terkecil dari leksikon. Leksikon adalah
komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata
dalam bahasa. (Kridalaksana, 2008: 141).
Penggunaan Makna Leksikal
Dan Makna Gramatikal Dalam Bahasa
Minangkabau:
a.
Kapalo
Kata kapalo secara leksikal bermakna bagian tubuh yg di atas leher (pd manusia dan beberapa jenis hewan merupakan tempat otak, pusat jaringan saraf, dan beberapa pusat indera. Tetapi apa bila digabung dengan
kata lain menjadi ‘kapalo sekolah’, kepala apak’ maka maknanya
berubah ,menjadi makna grametikal.
Contoh dalam kalimat:
-
Kapalo sikolah manasehati murid
-
Abuak dikapalo apak alah mulai putiah
kata kapalo pada kalimat pertama merupakan
mengambarkan suatu benda (manusia), sedangkan pada kalimat kedua merupakan
suatu bentuk sifat.
b.
Ayam
Kata ayam memiliki makna leksikal sejenis binantang berkaki
dua yang biasa dijadikan hewan ternak, untuk di mamfaatkan oleh manusia, yang jantan berkokok dan kakinya bertaji, sedang yg betina berkotek. Dan berubah makna apa bila ditambah dengan kata lainpada kalimat
ayam tersebut menjadi ‘ayam kampus’, Menjadi makna gramatikal.
Contoh dalam kalimat:
-
didaerah tu banyak ayam kampus
Kalimat pertama
memiliki makna yang jelek/ buruk,
c.
Oto
Kata oto Memiliki makna leksikal sejenis kendaraan darat yg digerakkan oleh tenaga mesin yg ada padanya, beroda empat atau lebih (selalu genap) yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dan
berubah menjadi makna grametikal jikalau di tambah prefiks sa- menjadi saoto
yang berartin satumobil, dan bisa juga ditambah prefiks ba- menjadi baoto
disini akan memiliki arti yang berebeda, yaitu mengendarai. Kata oto jika
dilakukan redudiplikasi menajadi oto-oto
Contoh dalam kalimat
-
Adiak
main oto-oto
-
Inyo saoto jo amak pai kapasa
Kalimat pertama menjelaskan kata oto disana berarti bentuk mainan, pada
kaliat kedua kata oto menarngakan suatu kegiatan.
d. Kudo
Kata kudo memiliki makna leksikal binatang menyusui yg berkuku satu dan biasa dipelihara orang sbg kendaraan (tunggangan, angkutan) atau penarik kendaraan . berubah menjadi makna grametikal apa bila dibubuhi prefik ba-
menjadi bakudo yang berarti mengedarai kuda. Dan berubah arti apa bila
dilakukan reduplikasi pada leksem kudo manjadi kudo-kudo, dalam bahasa Minang kudo-kudo
bebarti pertahanan diri, misalnya dalam silek.
Contoh dalam kalimat:
-
Inyo bakudo pai kaladang
-
Dalam silek harus pakai kudo-kudo
makna kudo pada kalimat paertama yaitu mengendarai, pada kalimat
kedua yaitu bentuk pertahanan diri dalam ilmu silat.
e.
Elok
Kata elok Memiliki makna leksikal sesuatu yang bagus, indah
cantik elok; patut; teratur.
Berubah makna menjadi grametikal apa bila dibubuhi prefiks tapa- menjdi tapaeloki
yang memeiliki arti tidak sengaja memperbaiki. Dan artinya berubah jikalau
dilakukan reduplikasi, menjadi elok-elok yang memiliki arti hati-hati
dalam bahasa minang biasa disebut nasehat.
Contoh dalam kalimat:
-
Elok
manih
muko nak mudo tu.
-
Elok-
elok bajalan diateh jambatan tu.
kata
elok pada kalimat pertama menyatakan keadaan sifat seseorang, sedangkan kata elok pada pada kalimat kedua merupan
suatu pesan, atau nasehat.
f.
Paek
Kata paek memiliki makna leksikal alat (perkakas) bertukang dsb berupa bilah besi yg tajam pada ujungnya untuk melubangi atau mengukir kayu suatu.Berubah
menjadi makna grametikal kalau dibubuhi prefiks maN- menjadi mamaek
memiliki arti tidak sengaja.
Contoh dalam kalimat
-
Inyo
mamaek kayu untuak pintu
-
Paek dipakai untuak malubangi kayu
Kata
paek dalam kalimat pertama merupakan
melakukan suatu pekerjaan, sedangkan pada kalimat kedua merupakan suatu
alat.
g.
Kubua
Kata kubua memiliki makna leksikal lubang di tanah tempat menanamkan mayat; liang lahat. Makna
grametikal kalau dibubuhi prefiks sa- menjadi sakubua yang
memiliki arti satu kuburan, dan juga ta- menjadi takubua.
Contoh dalam kalimat:
-
Inyo
takubua dek tanah longsor
-
Kubua tu alah banyak samak
Makna
kubua pada kalimat pada kelimat pertama memiliki arti tidak sengaja, sedangkan
pada kalimat kedua kubua menyatakan suatu temapat.
h.
Bunuah
Kata bunuah memiliki makna leksikal mematikan; menghilangkan (menghabisi; mencabut) nyawa. Berubah menjadi makna
grametikal apa bila ditambah dengan kata lain, ‘bunuah diri’ dan bisa dibubuhi prefiks ta- menjadi tabunuah
yang memiliki arti tidak disengaja.
Contoh dalam kalimat
-
inyo
bunuah diri dek lakinyo babini duo
-
ula
tu tabunuah dek urang kasawah
makna kata bunuah dalam kalimat diatas memiliki arti disengaja,
dalam kalimat kedua kata bunuah memiliki arti tidak disengaja.
i.
Berang
Kata
berang memiliki makna leksikal sangat tidak senang (krn dihina, diperlakukan tidak sepantasnya, dsb); berang; gusar. Menjadi makna grametikal apa bila di bubuhi sufiks i
menjadi berangi berarti sengaja memarahi seseorang. Dan burubah arti
jikalau dilakukan reduplikasi menjadi berang-berang mengandung arti
marah yang dilakukan terus-menerus.
Contoh
dalam kalimat:
-
Guru
berangi murid karano marokok
-
Apak
berang-berang sajak patang
Kata berang pada kalimat pertama
merupakan suatu yang dilakukan dengan sengaja karna sebab tertentu, sedangkan
pada kalimat kedua kata berang memilki arti sengaja tetapi tidak tau apa
penyebabnya.
j.
Lapiak
Kata
lapiak Memiliki makna leksikal kata benda yang terbuatn anyaman daun pandan, mendong, dsb untuk lapik duduk (tidur, salat,. ).
Memiliki makna grametikal apa bila dibubuhi prefiks sa- menjadi salapiak
yang memiliki makna satu tikar atau setempat tidur.
k.
Buku
Kata
buku Memiliki makna lembar kertas yg berjilid, berisi tulisan atau kosong biasa digunakan untuk mencatat dan menulis sesuatu. Memiliki makna
grametikal apa bila dibubuhi konfiks pam-an menjadi pambukuan
memilki arti sesuatu yang sudah dirincikan. Dan apa bila dilakukan
reduplikasi menjadi buku-buku kalau dalam bahasa minang berarti banyak
ruas. Dan juga memiliki makna yang berbeda apabila ditambah kata lain ‘buku
tabu’
Contoh
dalam kalimat
-
Pambukuan anggaran taun ko alah salasai
-
Buku
tabu kareh bana
-
Buku-buku tabu banyak bana
Kata buku pada kalimat pertama
memiliki arti suatu pekerjaan, buku pada kalimat kedua beararti suatu benda.
pada kalimat ketiga suatu yang ada pada tumbuhan tebu.
l.
Mato
kata
‘mata’, secara leksikal bermakna alat/indera yang berfungsi untuk
melihat, tetapi setelah digabung dengan kata-kata lain menjadi ‘mata pisau’,
‘mato karanjang’, ‘mato aia’, ‘aia mato’, maka maknanya akan berubah
menjadi makna gramatikal. Dan apa bila dilakukan reduplikasi memiliki arti yang
berbeda, mato-mato disini sama artinya dengan mengintai.
Contoh
dalam kalimat:
-
Aia
mato jatuah badarai mandanga kaba dari uda
-
Mato
pisau tajam bana
-
Inyo
mato-mato disiko mah
Makna kata mato pada kalimat pertama
memiliki arti tidak disengaja/ kata
sifat , sedangkan pada kalimat kedua menarngkan suatu benda, pada kalimat
ketiga mengambarkan seseorang.
m.
Tangan
Kata
tangan secara leksikal bermakna a anggota badan dari pergelangan sampai ke ujung jari , tetapi setelah digabung
dengan kata-kata lain menjadi ‘ tangan kanan’ maka makna nya berubah menjadi
makna gramatikal.
Contoh
dalam kalimat:
-
inyo tangan kanan pak jorong.
Tangan
kanan dalam kalimat diatas memiliki arti orang yang dipercaya / orng yang
diberi kepercayaan.
Dan
memiliki makna yang berbeda apa bila dilakukan reduplikasi pada kata tangan
menjadi tangan-tangan
Contoh :
-
urang
tu dibunuah dek tangan-tangan siluman.
Disini
makna tangan menjadi suatu kegiatan yang dilakukan orang-orang yang tidak
beratanggung jawab.
Penutup
Dalam bahasa minangkabau terdapat makna leksikal dan gramatikal yang
penulis temukan dalam beberapa kata dan penggunaan nya dalam kalimat dalam
bahasa minangkabau. Itulah beberapa makna leksikal dan grametikal yang penulis
bahas. Mudahan bermamfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Kridalaksna, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia
Ø Wijana, Dewa Putu Dan Muhammad Rohmadi. 2008. Semantik. Teori Dan Analisis.
Suraakata: Yuma Pustaka.
Ø Djajasudarma, Fatimah. 1993. Semantik 2. Pemahaman Ilmu Makna.
Bandung: Pt Eresco.
Ø Chair, Abdul. 2012. Linguistik Umum.Jakarta: Rineke Cipta.
Ø Mossay, Gerard. 1998. Tata Bahasa Minangkabau. Jakarta: Gramedia.
Ø Bahren. 2011. Lika Liku Linguistik. Padang: Minangkabau Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar