Minggu, 28 September 2014

MAKNA LEKSIKAL DAN MAKNA GRAMETIKAL DALAM BAHASA MINANGKABAU "semantik"




TUGAS SEMANTIK
MAKNA LEKSIKAL DAN MAKNA GRAMETIKAL DALAM BAHASA MINANGKABAU












 





Oleh :
Weni Novita
1110741002





FAKULTAS ILMU BUDAYA
SASTRA DAERAH
                                                                       UNAND
2013

Pendahuluan
Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipakai masyarakat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan. Dalam bahasa terdapat berbagai macam makna sesuai dengan kontekstual pengunaa bahasa tersebut. dan juga berbeda bila dilihat dari segi atau pendangan yang berbeda.
Semantik merupakan salah satu pembelajaran yang membahas tentang makna kata atau  bahasa.  Di Nusantara memiliki berbagai macam bahasa diantaranya bahasa Minangkabau, yaitu bahasa yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat Minangkabau.
Semantik   ialah studi tentang hubungan antara suatu pemebeda linguistik dengan hubungan proses mental atau simbol dalam aktivitas (Pateda, 2001: 3-7). Verhaar (1995:124) membagi semantik menjadi bebrapa jenis pembagian didasarkan pada tataran bahasa yang menjadi objek penyelidikan.
Makna (meaning, linguistic meaning sense) yaitu Menurut Richer E Palmer (2011: 145) dalam  Bahren mengartikan makna lebih kepada isi teks yang akan dibahas dalam sebuah karya sastra.  makna dipadang Richard sebagai hasil dari interpretasi dan tafsiran terhadap sebuah teks, hal ini berkaitan dengan focus perhatian dari bidang hermeneutika yaitu: (1) peristiwa pemahaman teks, dan (2) persoalan yang lebih mengarah mengenai apa pemahaman dan interpretasi itu.
Oleh karena perkembangan bahasa, maka suatu bahasapun juga mengalami perkembangan. Hal ini merupakan faktor terjadinya perubahan makna. Perubahan makna dapat dianggap seabagi akibat dari proses yang disebabkan oleh hubungan sitagmatik, rumpang di dalam kosa kata, perubahan konotasi, peralihan dari pengacuan abstrak, timbulnya gejala sinestesia, dan penerjemahan harfiah (Fatima, 1993: 71; Pateda, 2001: 160).
Makna leksikal dan makna grametikal dalam semantik, makna leksikal yaitu (bhs. Inggris-lexical menaing, semnatik meaning, external meaning) adalah makna unsure-unsur bahasa sebagai lambing benda, peristiwa, dll; maka leksikal ini memiliki unsur-unsur bahasa secara tersendiri, lepas dari konteks (Fatima, 1993: 13).
Makna leksikal adalah makna yang memiliki atau ada leksem meski tanpa konteks apa pun. Makna leksikal adalah makna yang sebenarnya, makna yang sesuai dengan hasil observasi indra kita, atau makna apa adanya (Chaer, 2012: 289).
Leksikal (1)  bersangkutan dengan dengan leksem; (2) bersangkutan dengan kata; (3) bersangkutan dengan leksikon dan bukan dengan grametika (kridalaksana, 2008: 141).
Makna grametikal baru ada kalau terjadi proses grametikal, seprti afiksasi, reduplikasi, komposisi ataupun kalimatisasi. Makna grametikal (1) perubahan morfem bebas dengan makna leksikal menjadi morfem terikat dengan makna grametikal; miis. Kata tuna dalam tuna wisma. (2) perubahan leksem yang merupakan unsure leksikal menjadi kata sebagi grametikal, antara lain dengan proses morfologis (Kridalaksana, 2008: 75).
Leksem yaitu (1) satuan leksikal dasar yang abstrak yang mendasari perbagai bentuk inflektif  suatu kata (2) satuan bermakna yang membentuk kata; satuan terkecil dari leksikon. Leksikon adalah komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa. (Kridalaksana, 2008: 141).











  Penggunaan Makna Leksikal  Dan Makna  Gramatikal Dalam Bahasa Minangkabau:

a.      Kapalo
Kata kapalo secara leksikal bermakna bagian tubuh yg di atas leher (pd manusia dan beberapa jenis hewan merupakan tempat otak, pusat jaringan saraf, dan beberapa pusat indera. Tetapi apa bila digabung dengan kata lain menjadi ‘kapalo sekolah’, kepala apak’ maka maknanya berubah ,menjadi makna grametikal.

Contoh dalam kalimat:
-          Kapalo sikolah manasehati murid
-          Abuak dikapalo apak alah mulai putiah
kata kapalo pada kalimat pertama merupakan mengambarkan suatu benda (manusia), sedangkan pada kalimat kedua merupakan suatu bentuk sifat.
b.      Ayam
Kata ayam memiliki makna leksikal sejenis binantang berkaki dua yang biasa dijadikan hewan ternak, untuk di mamfaatkan oleh manusia, yang jantan berkokok dan kakinya bertaji, sedang yg betina berkotek. Dan berubah makna apa bila ditambah dengan kata lainpada kalimat ayam tersebut menjadi ‘ayam kampus’, Menjadi makna gramatikal.  
Contoh dalam kalimat:
                        - didaerah tu  banyak ayam kampus
            Kalimat pertama memiliki makna yang jelek/ buruk,


c.       Oto
Kata oto Memiliki makna leksikal sejenis kendaraan darat yg digerakkan oleh tenaga mesin yg ada padanya, beroda empat atau lebih (selalu genap) yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dan berubah menjadi makna grametikal jikalau di tambah prefiks sa- menjadi saoto yang berartin satumobil, dan bisa juga ditambah prefiks ba- menjadi baoto disini akan memiliki arti yang berebeda, yaitu mengendarai. Kata oto jika dilakukan redudiplikasi menajadi  oto-oto
Contoh dalam kalimat
-          Adiak main oto-oto
-          Inyo  saoto jo amak pai kapasa
Kalimat pertama menjelaskan kata oto disana berarti bentuk mainan, pada kaliat kedua kata oto menarngakan suatu kegiatan.

d.      Kudo
Kata kudo memiliki makna leksikal  binatang menyusui yg berkuku satu dan biasa dipelihara orang sbg kendaraan (tunggangan, angkutan) atau penarik kendaraan . berubah menjadi makna grametikal apa bila dibubuhi prefik ba- menjadi bakudo yang berarti mengedarai kuda. Dan berubah arti apa bila dilakukan reduplikasi pada leksem kudo manjadi kudo-kudo, dalam bahasa Minang kudo-kudo bebarti pertahanan diri, misalnya dalam silek.

Contoh dalam kalimat:
-          Inyo bakudo pai kaladang
-          Dalam silek harus pakai kudo-kudo
makna kudo pada kalimat paertama yaitu mengendarai, pada kalimat kedua yaitu bentuk pertahanan diri dalam ilmu silat.
e.       Elok
Kata elok Memiliki makna leksikal sesuatu yang bagus, indah cantik elok; patut; teratur. Berubah makna menjadi grametikal apa bila dibubuhi prefiks tapa- menjdi tapaeloki yang memeiliki arti tidak sengaja memperbaiki. Dan artinya berubah jikalau dilakukan reduplikasi, menjadi elok-elok yang memiliki arti hati-hati dalam bahasa minang biasa disebut nasehat.

Contoh dalam kalimat:
-          Elok manih  muko nak mudo tu.
-          Elok- elok bajalan diateh jambatan tu.
kata elok pada kalimat pertama menyatakan keadaan sifat seseorang, sedangkan  kata elok pada pada kalimat kedua merupan suatu pesan, atau nasehat.
f.       Paek
Kata paek memiliki makna leksikal alat (perkakas) bertukang dsb berupa bilah besi yg tajam pada ujungnya untuk melubangi atau mengukir kayu suatu.Berubah menjadi makna grametikal kalau dibubuhi prefiks maN- menjadi mamaek memiliki arti tidak sengaja.

Contoh dalam kalimat
-          Inyo mamaek kayu untuak pintu
-          Paek dipakai untuak malubangi kayu
Kata paek dalam kalimat pertama merupakan  melakukan suatu pekerjaan, sedangkan pada kalimat kedua merupakan suatu alat.

g.      Kubua
Kata kubua memiliki makna leksikal  lubang di tanah tempat menanamkan mayat; liang lahat. Makna grametikal kalau dibubuhi prefiks sa- menjadi sakubua yang memiliki arti satu kuburan, dan juga ta- menjadi takubua.

Contoh dalam kalimat:
-          Inyo takubua dek tanah longsor
-          Kubua tu alah banyak samak
Makna kubua pada kalimat pada kelimat pertama memiliki arti tidak sengaja, sedangkan pada kalimat kedua kubua menyatakan suatu temapat.

h.      Bunuah
Kata bunuah memiliki makna leksikal mematikan; menghilangkan (menghabisi; mencabut) nyawa.  Berubah menjadi makna grametikal apa bila ditambah dengan kata lain, ‘bunuah diri  dan bisa  dibubuhi prefiks ta- menjadi tabunuah yang memiliki arti tidak disengaja.

Contoh dalam kalimat
-          inyo bunuah diri dek lakinyo babini duo
-          ula tu tabunuah dek urang kasawah

makna kata bunuah dalam kalimat diatas memiliki arti disengaja, dalam kalimat kedua kata bunuah memiliki arti tidak disengaja.

i.        Berang
Kata berang memiliki makna leksikal  sangat tidak senang (krn dihina, diperlakukan tidak sepantasnya, dsb); berang; gusar. Menjadi makna grametikal apa bila di bubuhi sufiks i menjadi berangi berarti sengaja memarahi seseorang. Dan burubah arti jikalau dilakukan reduplikasi menjadi berang-berang mengandung arti marah yang dilakukan terus-menerus.

Contoh dalam kalimat:
-          Guru berangi murid karano marokok
-          Apak berang-berang sajak patang
Kata berang pada kalimat pertama merupakan suatu yang dilakukan dengan sengaja karna sebab tertentu, sedangkan pada kalimat kedua kata berang memilki arti sengaja tetapi tidak tau apa penyebabnya.

j.        Lapiak
Kata lapiak Memiliki makna leksikal kata benda yang terbuatn anyaman daun pandan, mendong, dsb untuk lapik duduk (tidur, salat,. ). Memiliki makna grametikal apa bila dibubuhi prefiks sa- menjadi salapiak yang memiliki makna satu tikar atau setempat tidur.


k.      Buku
Kata buku Memiliki makna lembar kertas yg berjilid, berisi tulisan atau kosong biasa digunakan untuk mencatat dan menulis sesuatu. Memiliki makna grametikal apa bila dibubuhi konfiks pam-an menjadi pambukuan memilki arti sesuatu yang sudah dirincikan. Dan apa bila dilakukan reduplikasi menjadi buku-buku kalau dalam bahasa minang berarti banyak ruas. Dan juga memiliki makna yang berbeda apabila ditambah kata lain ‘buku tabu’

Contoh dalam kalimat
-          Pambukuan anggaran taun ko alah salasai
-          Buku tabu kareh bana
-          Buku-buku tabu banyak bana
Kata buku pada kalimat pertama memiliki arti suatu pekerjaan, buku pada kalimat kedua beararti suatu benda. pada kalimat ketiga suatu yang ada pada tumbuhan tebu.  
l.        Mato
kata ‘mata’, secara leksikal bermakna alat/indera yang berfungsi untuk melihat, tetapi setelah digabung dengan kata-kata lain menjadi ‘mata pisau’, ‘mato karanjang’, ‘mato aia’, ‘aia mato’, maka maknanya akan berubah menjadi makna gramatikal. Dan apa bila dilakukan reduplikasi memiliki arti yang berbeda, mato-mato disini sama artinya dengan mengintai.

Contoh dalam kalimat:
-          Aia mato jatuah badarai mandanga kaba dari uda
-          Mato pisau tajam bana
-          Inyo mato-mato disiko mah
Makna kata mato pada kalimat pertama memiliki arti tidak disengaja/  kata sifat , sedangkan pada kalimat kedua menarngkan suatu benda, pada kalimat ketiga mengambarkan seseorang.

m.    Tangan
Kata tangan secara leksikal bermakna a anggota badan dari pergelangan sampai ke ujung jari  , tetapi setelah digabung dengan kata-kata lain menjadi ‘ tangan kanan’ maka makna nya berubah menjadi makna gramatikal. 

Contoh dalam kalimat:
-           inyo tangan kanan pak jorong.
Tangan kanan dalam kalimat diatas memiliki arti orang yang dipercaya / orng yang diberi kepercayaan.
Dan memiliki makna yang berbeda apa bila dilakukan reduplikasi pada kata tangan menjadi tangan-tangan
 Contoh :
-          urang tu dibunuah dek tangan-tangan siluman.
Disini makna tangan menjadi suatu kegiatan yang dilakukan orang-orang yang tidak beratanggung jawab.





Penutup
Dalam bahasa minangkabau terdapat makna leksikal dan gramatikal yang penulis temukan dalam beberapa kata dan penggunaan nya dalam kalimat dalam bahasa minangkabau. Itulah beberapa makna leksikal dan grametikal yang penulis bahas. Mudahan bermamfaat bagi pembaca.

















DAFTAR PUSTAKA
Ø  Kridalaksna, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia
Ø  Wijana, Dewa Putu Dan Muhammad Rohmadi.  2008. Semantik. Teori Dan Analisis. Suraakata: Yuma Pustaka.
Ø  Djajasudarma, Fatimah. 1993. Semantik 2. Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: Pt Eresco.
Ø  Chair, Abdul. 2012. Linguistik Umum.Jakarta: Rineke Cipta.
Ø  Mossay, Gerard. 1998. Tata Bahasa Minangkabau. Jakarta: Gramedia.
Ø  Bahren. 2011. Lika Liku Linguistik. Padang: Minangkabau Press.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar